Melalui PKM, Tim UPP Bersama Pamsimas Rohul Lakukan Revitalisasi Sistem Penyediaan Air Bersih

PASIRPENGARAIAN – Tim Pengabdian Masyarakat Universitas Pasir Pengaraian (UPP) bekerjasama dengan PAMSIMAS Kabupaten Rokan hulu (Rohul), Jumat (30/8/2019) melakukan revitalisasi Sistem Penyediaan Air Bersih di Desa Pauh, Kecamatan Bonai Darussalam, Kabupaten Rohul, Riau. Kegiatan ini merupakan upaya untuk percepatan pemenuhan akses sanitasi dan air minum untuk masyarakat tahun 2019 (universal akses).

Selain bekerja sama dengan PAMSIMAS, kegiatan ini juga bekerjasama dengan KEMENRISTEKDIKTI melalui Program Kemitraan Masyarakat (PKM) tahun 2019.  Desa Pauh dipilih sebagai desa mitra karena dilihat dari kondisi geografis yang merupakan dataran rendah dan 80% dari luas daerahnya adalah lahan gambut, sehingga sumber air yang digunakan oleh masyarakat saat ini adalah air gambut baik air permukaan maupun air bawah tanah.

Sistem penyediaan air bersih di desa pauh telah dibangun oleh pemerintah sejak tahun 2017, namun dikarenakan hasil air yang diperoleh belum sesuai sesuai standar permenkes nomor: 416/menkes/per/ix/1990, oleh karena itu fasilitas tersebut hanya beroperasi beberapa bulan saja dan selanjutnya tidak digunakan lagi oleh masyarakat.

Menurut Darmen Rintonga perwakilan tokoh masyarakat Desa Pauh, mengatakan, dengan adanya sistem pengolahan air gambut yang telah ada saat ini akan sangat membantu meningkatkan kualitas kesehatan dan ekonomi masyarakat.

Contohnya selama ini, setiap harinya untuk memenuhi kebutuhan air bersih mereka harus mengeluarkan biaya sebesar 10.000s/d20.000 rupiah/harinya. Bagi yang mampu mereka membuat sumur bor, akan tetapi sampai kedalaman 50 meter air yang dihasilkan juga masih mengandung endapan, berbau dan berkarat.

Sedangkan bagi mereka yang tidak mampu, hanya mengandalkan air hujan, sementara saat ini musim hujan juga tidak dapat diprediksi waktunya. Selain itu juga terbatas di media penyimpanan yang hanya mampu menampung air hujan sampai dengan 500 liter. Oleh karena itu dengan adanya upaya revitalisasi ini pihak masyarakat merasa sangat terbantu.

Ketua tim, Dr Dedi Mardiansyah MSc menyampaikan, Desa Pauh dipilih karena masyarakat yang tinggal disana sangat membutuhkan air bersih yang layak. Seperti yang kita ketahui, Air gambut memiliki karakteristik berwarna merah kecoklatan, terasa asam pekat, dan mengandung banyak partikel kecil dari pelapukan daun dan kayu-kayuan (sedimentasi).

Air ini sesungguhnya tidak layak untuk dikonsumsi, sehingga perlu pengolahan terlebih dahulu sebelum siap untuk dikonsumsi dikarenakan tidak memenuhi persyaratan standar kualitas air bersih layak konsumsi.

Oleh karena itu untuk mengatasi permasalahan tersebut tim pengabdian UPP menerapkan Teknologi Tepat Guna Sistem Pengolahan Air Gambut Menjadi Air Bersih Layak Konsumsi. Melalui hasil kegiatan ini selanjutnya masyarakat tidak perlu mengeluarkan biaya tambahan untuk air bersih sehingga uang tersebut dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan lainnya.

Tim Teknik bapak Arif Rahman Saleh, MT menjelaskan, sistem pengolahan ini mampu menghasilkan air bersih sebesar 50 liter/menit atau 3000 liter/jam. Sistem ini bekerja menggunakan beberapa tahapan yaitu, air baku dari sumur bor terlebih dahulu ditampung didalam bak 500 liter untuk diendapkan selama 15 menit.

Selanjutnya dilakukan proses aerasi selama 20 menit untuk melarutkan kandungan Fe dan deposit yang lain kedalam oksigen. Terakhir dilanjutkan dengan proses filtrasi menggunakan media pasir silika, zeolite dan karbon aktif. Sistem ini didesain berdasarkan hasil pengujian air baku yang sebelumnya telah diuji oleh anggota tim ibu Yeza Febriani, M.Sc dan Eti Meirina Brahmana, M.Si

Kedepan, tim pengabdian UPP akan bersinergi dengan pemerintah daerah Kabupaten Rokan Hulu untuk menginventarisir daerah-daerah yang mengalami kesulitan akses akhir bersih, untuk selanjutnya dilakukan kegiatan yang sama. Melalui kerjasama tersebut, harapannya diwaktu yang akan datang semakin banyak masyarakat yang mendapatkan air bersih yang layak konsumsi.