Pabrik Karet Tutup, Petani : BAGAIMANA NASIB KAMI?

PASIRPENGARAIAN – Ditengah tersebar surat tutupnya Pabrik karet di  Bengkulu sempat menghebohkan petani di Kabupaten Rokan Hulu.

Seperti yang disampaikan di dalam isi surat, bahwa PT. Batang Hari Bengkulu Pratama akan menutup pembelian karet di perusahaannya.

” Mulai hari rabu, 01 April 2020, pembelian karet dipabrik ditutup sampai batas waktu yang belum ditentukan, Hal ini terkait adanya wabah Corona Virus (Covid-19) yang telah berdampak pada menurunnya kontrak penjualan perusahaan,” tulis isi dalam surat.

Setelah tersebarnya isi surat ini di beberapa kontak WhatsApp dan media lainnya, tentu menimbulkan kecemasan bagi masyarakat Rokan Hulu yang rata-rata pekerja sebagai petani karet.

Salah satunya Khairul Jabaruddin (24) yang merupakan petani di Desa Muara Musu, Kecamatan Rambah Hilir, Rohul, Dia mengeluhkan dan mengkhawatirkan tentang pemberitaan banyaknya pabrik karet yang tutup akibat Virus Corona.

” Tentu kami khawatir, karena kebanyakan masyarakat kita adalah petani karet, bila pabrik karet tutup dan toke tidak membeli karet kami lagi, terus, bagaimana kami mendapatkan uang untuk belanja kehidupan sehari-hari,” jelasnya.

Kepada Riausmart.com, Mahasiswa semester akhir yang juga petani ini mengaku bingung dengan nasib petani karet selanjutnya, sedangkan dengan harga karet yang mulai turun beberapa pekan ini, sudah berdampak buruk bagi perekonomian ditengah masyarakat.

” Saat ini harga karet saja sudah mulai turun, musim pancaroba yang membuat getah yang sedikit keluar dari batangnya, Ditambah lagi pemberitaan banyak perusahaan pabrik karet yang tutup akibat Corona, bagaimanalah nasib kami nantinya,?” tambah Khairul sambil menghela napas.

Dalam wawancara bersama Riausmart.com, Khairul berharap pemerintah turut mengambil kebijakan dalam persoalan yang dihadapi oleh masyarakat saat ini, mengingat banyaknya petani karet di Kabupaten Rokan Hulu.

” Yah kalau pabrik karet sudah tutup, dan toke tidak membeli karet kami, lalu kami makan dari apa,?” Ujar Khairul.

Sedangkan ditempat yang berbeda, saat dihubungi melalui via telpon salah satu toke karet di Desa Muara Rumbai, Kecamatan Rambah Hilir, Rohul, Sudir (49) mengaku saat ini masih membeli karet dari petani.

” Untuk saat ini kita masih membeli karet dari petani,” jelasnya.

Dalam pengakuan Sudir, Pabrik tempat dia menjual stok karet hingga saat ini masih buka, dengan kata lain masih beroperasi walaupun di tengah wabah virus Corona.

” Kalau dari pabrik tempat kami menjual karet, hingga hari ini masih buka dan menerima, belum ada kabar akan tutup, nggak tahu nantinya seperti apa,” jelasnya.

Sudir menjelaskan untuk saat ini memang harga karet sedikit menurun dari sebelumnya, hal ini dikarenakan dampak mewabahnya Virus Corona yang terjadi di Indonesia, Sehingga akses keluar masuk mobil dibatasi dan pekerja dirumahkan.

” Kita berdoa bersama, semoga virus ini dapat segera hilang dari Indonesia, sehingga perekonomian dan masyarakat dapat kembali normal seperti biasa,” jelas Sudir.