Merasa Ditelantarkan, Muhammad Yusril : Saya Tidak Akan Diam

KAMPAR – Nasib pilu tengah dirasakan oleh Dr Muhammad Yusril M.Sc yang merupakan Direktur Pasca Sarjana di salah satu Perguruan Tinggi yang ada di Kota Bangkinang, Kampar, Riau.

Seperti yang disampaikan oleh pria kelahiran Terusan, 25-11-1957 ini, bahwa ia kini telah diterlantarkan oleh Ketua Yayasan Lembaga Pendidikan Kampar (YLPK) setelah kampus yanh diperjuangkannya berdiri dan memiliki  mahasiswa yang cukup.

Dalam pengakuan Yusril, dia awalnya diminta seseorang yang bernama Tarmizi untuk membantu saudaranya mendirikan Pascasarjana di STIE-Bangkinang.

” Dan saya menjawab Insha Allah saya bisa bantu asal Pihak STIE Bangkinang bersedia membuat perjanjian kerja yang jelas,” ungkap Muhammad Yusril.

Sesuai kesepakatan bersama, akhirnya Muhammad Yusril mendapat SK Direktur Pascasarjana dengan Nomor: 091/Kpts/002/X/2018/056 tentang Pengangkatan Direktur Pascasarjana Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Bangkinang, periode 2018-2023.

Menurut Yusril, awalnya dia mengalami kesulitan untuk mendapatkan izin  pasca sarjana STIE Bangkinang, namun akhirnya izin itu dapat keluar dengan SK MENTERI TENTANG IJIN PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER MANAJEMEN STIE-BANGKINANG TERBIT DENGAN NOMOR: 943/KPT/I/2019 TANGGAL 10-10-2019.

” Pengajuan izin itu tidak mudah tiga kali kita mengajukannya akhirnya pengajuan yang ketiga Hasil Evaluasi tanggal 11 September menunjukkan bahwa “Dokumen Borang Terintegrasi,” jelasnya

Tidak hanya itu, menurut pengakuannya ke awak media Riausmart.com, dia dan tim juga harus bekerja keras untuk penerimaan mahasiswa baru.

Target Awal dalam pengajuan proposal pendirian Pascasarjana ke YLPK pada tanggal 29 Juni 2018 dinyatakan bahwa target penerimaan mahasiswa S2 periode 2019/20 (Semester Ganjil) adalah 40 orang dan ternyata mahasiswa yang diterima sebanyak 70 orang, berarti efektivitas pencapaian target 175 persen. Artinya, penerimaan mahasiswa periode ini melampaui 75 persen dari target. Namun, hal ini dalam rapat Yayasan, STIE, dan Pascasarjana 09 Januari 2020 pukul 08:30 Ketua Pembina YLPK sekaligus ketua STIE (dengan emosi) menuding penerimaan mahasiswa belum mencapai Target.

” saya tidak tahu target yang mana ?. Direktur Pascasarjana dipersalahkan dalam hal tidak minta ijin ke lapangan, uang transport berlebihan, terlalu lama di lapangan, malah Bapak Drs. Zamhir Basem menuding sudah menggunakan uang Pascasarjana seenaknya. (ini terkesan tendesius). Seolah-olah saya sangat tidak berakhlak dalam mengelola Pascasarjana,” katanya lirih.

Dalam pengakuan Direktur Pascasarjana itu juga menjelaskan Ketua Yayasan Lembaga Pendidikan Kampar (YLPK) dan Ketua STIE Bangkinang itu juga tidak membayar kontrak tempat tinggal atau Posko Pendirian Pascasarjana di Jl. Nusa Indah, Pasar Bawah, Bangkinang Kota dan tidak membayarkan Tunjangan Jabatan padahal Pascasarjana telah menerima mahasiwa baru.

” Itulah yang kita herankan, Sebagai Direktur saya tidak menuntut tempat tinggal yang mewah, cuma minta Ruko sewa Rp.6,5 juta per tahun asalkan dekat dengan Masjid, itupun belum dilanjutkan oleh YLPK,” tandasnya

” Saya tidak akan tinggal diam, Pihak YLPK dan STIE Bangkinang telah betul-betul melanggar komitmen dan komitmen bisnis pendidikan yang tidak seharusnya dilakukan oleh sebuah perguruan tinggi. Di Perguruan Tinggi yang harus ditanamkan adalah profesionalisme dan kejujuran,” tutupnya