Hadiri Mandai Ulu Taon, Pemkab dan DPRD Rohul Solid Pertahankan Kebudayaan Leluhur

PASIRPENGARAIAN –  Bupati Rokan Hulu, H Sukiman yang diwakili Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Rohul H. Syofwan S.Sos, menghadiri tradisi Adat Mandai Ulu Taon (red, Makan Bersama) di Bagas Rarangan Huta Haiti, Desa Rambah Tengah Barat, Kecamatan Rambah, Kabupaten Rokan Hulu.
Kegiatan yang dilaksanakan pada Rabu (08/04) itu dihadiri oleh Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Rohul, Novliwanda Ade Putra ST, Anggota DPRD Padang Lawas, Camat Rambah Arie Gunadi, Sutan Na Opat Mangaraja Na Tolu (red: pemangku adat) yakni perwakilan Sutan Laut Api, Sutan Tuah, Sutan Kumolo Bulan, Sutan Silindung, Mangaraja Timbalan dan Mangaraja Liang Sungai Pinang.
Kegiatan adat tradisi Mandailing tersebut tampak begitu khidmat dengan diawali penampilan pencak silat dan tari tor-tor menyambut para tamu undangan.
Perwakilan dari Sutan Laut Api Jamaludin Nasution dalam kata sambutannya menjelaskan secara ringkas perjalanan Boru Namora Suri Andung Jati yang sampai Kaiti tahun 1960.
“Singkat ceritanya Boru Namora Suri Andung Jati ini adalah seorang Putri Kayangan yang membawa rombongan dari Padang Garugur yang terdiri dari marga Nasution, Lubis, Daulay, Hasibuan, Kemudian Boru Namora Suri Andung Jati kembali ke alam Kayangan,” jelasnya singkat.
Dijelaskan juga oleh Jamaluddin bahwa Tradisi Mandai Ulu Taon merupakan agenda warisan nenek moyang yang dijalankan secara turun temurun pada setiap tahunnya.
Uniknya tradisi tersebut hanya bisa dilaksanakan pada setiap hari Rabu bulan keempat pada setiap tahunnya.
Diakui Jamaluddin, pada tahun sebelumnya kegiatan Mandai Ulu taon tidak dapat terlaksana, hal ini dikarenakan Pandemi Covid-19. Namun ditahun ini dapat terselenggara dengan tetap mengikuti protokol Kesehatan.
“Kegiatan ini dapat terlaksana karena banyak masyarakat yang bernazar, nazar masyarakat itu terdiri dari 400 ekor ayam, 12 ekor Kambing dan 1 ekor Sapi,” jelasnya.
Selain itu, dalam kata sambutannya, Jamaluddin juga berharap kepada Pemkab Rohul agar merenovasi Jejak Terakhir Boru Namora Suri Andung Jati dan Makam Sutan Laut Api, pasalnya sejak 10 tahun terakhir hingga kini belum pernah direnovasi.
“Kemudian perlu juga dibangun atau direnovasi jejak terakhir Boru Namora Suri Andung Jati dan Makam Sutan Laut Api yang merupakan Opung Nasution. Jadi saya mewakili H. Abdul Malik Nasution Sutan Laut Api dari Napituhuta, pesan belian meminta kepada Pemkab dan DPRD Rohul untuk merenovasinya,” harapnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Rohul H. Syofwan S.Sos mengatakan Pemerintah Kabupaten Rokan Hulu (Pemkab) dan DPRD Rohul siap mendukung dan mengupayakan Pengembangan infrastruktur di kawasan Bagas Rarangan Boru Namora Suri Andung Jati.
“Dengan harapan untuk memperbarui peninggalan sejarah dan tradisi adat Mandailing, sehingga dapat dijadikan sebagai bahan edukasi bagi generasi muda yang perlu dilestarikan, agar tidak terkikis oleh kemajuan teknologi informasi,” jelas Syofwan.
Selain itu Syofwan mengatakan bahwa, kawasan Bagas Rarangan Boru Namora Suri Andung Jati merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari nilai norma adat dan Budaya Rokan Hulu.
“Tradisi yang dilaksanakan hari ini juga memberi efek kepada generasi muda untuk mengembalikan nilai norma dan adat yang mulai terkikis zaman,” ujarnya
Ia juga berharap setiap acara Mandai Ulu Taon untuk mengikutsertakan anak-anak agar nilai adat dan budaya yang patut dilestarikan untuk memberikan efek kepada generasi yang akan datang.
Ditempat yang sama, Ketua DPRD Rohul Novliwanda Ade Putra mengaku pelaksanaan Tradisi Mandai Ulu Taon ini merupakan sebuah semangat untuk menjaga tradisi adat istiadat dan kebudayaan yang dibagun oleh para leluhur.
“Untuk terus mengingat jasa-jasa yang telah diperjuangkan, agar kemajuan teknologi ini tidak mengikis kebudayaan saat ini,” ujarnya.
Diakui Wanda yang diketahui baru melepas masa lajangnya tersebut, pengembangan pembangunan di sekitar Boru Namora Suri Andung Jati dan Makam Sutan Laut Api memang membutuhkan perhatian, mengingat tempat tersebut merupakan peninggalan sejarah.
“Meski perekonomian sulit di masa pandemi ini, kami akan berusaha semaksimal mungkin untuk memastikan infrastruktur khususnya kebudayaan adat istiadat kita untuk diteruskan pembangunannya sehingga anak kemenakan kita kelak, akan bisa bercerita kepada penerusnya,” tukasnya.