“Dengan harapan untuk memperbarui peninggalan sejarah dan tradisi adat Mandailing, sehingga dapat dijadikan sebagai bahan edukasi bagi generasi muda yang perlu dilestarikan, agar tidak terkikis oleh kemajuan teknologi informasi,” jelas Syofwan.
Selain itu Syofwan mengatakan bahwa, kawasan Bagas Rarangan Boru Namora Suri Andung Jati merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari nilai norma adat dan Budaya Rokan Hulu.
“Tradisi yang dilaksanakan hari ini juga memberi efek kepada generasi muda untuk mengembalikan nilai norma dan adat yang mulai terkikis zaman,” ujarnya
Ia juga berharap setiap acara Mandai Ulu Taon untuk mengikutsertakan anak-anak agar nilai adat dan budaya yang patut dilestarikan untuk memberikan efek kepada generasi yang akan datang.
Ditempat yang sama, Ketua DPRD Rohul Novliwanda Ade Putra mengaku pelaksanaan Tradisi Mandai Ulu Taon ini merupakan sebuah semangat untuk menjaga tradisi adat istiadat dan kebudayaan yang dibagun oleh para leluhur.
“Untuk terus mengingat jasa-jasa yang telah diperjuangkan, agar kemajuan teknologi ini tidak mengikis kebudayaan saat ini,” ujarnya.
Diakui Wanda yang diketahui baru melepas masa lajangnya tersebut, pengembangan pembangunan di sekitar Boru Namora Suri Andung Jati dan Makam Sutan Laut Api memang membutuhkan perhatian, mengingat tempat tersebut merupakan peninggalan sejarah.
“Meski perekonomian sulit di masa pandemi ini, kami akan berusaha semaksimal mungkin untuk memastikan infrastruktur khususnya kebudayaan adat istiadat kita untuk diteruskan pembangunannya sehingga anak kemenakan kita kelak, akan bisa bercerita kepada penerusnya,” tukasnya.