Derita Si Miskin Tinggal di Hutan Beratap Gubuk Terpal

PASIRPENGARAIAN – Nasib malang tak dapat dielakkan keluarga Suriadi (39), warga Desa Rambah Kecamatan Rambah Hilir Kabupaten Rokan Hulu (Rohul) ini terpaksa tinggal di gubuk terpal bersama istri dan kedua anaknya akibat tidak sanggup membayar kontrakan.
Keberadaan Suriadi baru terungkap setelah salah seorang warga Rohul memasukkan fhoto rumah terpal biru Suriadi yang berukuran lebih kurang 3×4 meter ke akun media sosial Facebook. 
Dari data yang dihimpun oleh awak media Haluan Riau, diketahui Suriadi dan keluarganya telah menempati gubuk tuanya tersebut lebih kurang selama 4 tahun terakhir. Hal ini akibat dia tidak sanggup membayar kontrakan di tengah Desa.
Diakui Suriadi, Jika hujan turun, atap gubuknya tersebut kerap bocor dan mengalirkan air ke dalam gubuk, sehingga satu keluarga tersebut kedinginan dibawah rintikan hujan.
Dia bersama keluarga kecilnya tersebut juga tidur di atas batang pohon kecil yang dipotong sama panjang, bahkan di sekitar gubuk tidak terlihat kamar mandi untuk buang air besar maupun air kecil.
Dengan meneteskan air mata, Suriadi yang dijenguk oleh Bintara Pembina Desa (Babinsa) Koramil 02 Rambah Kodim 0313/KPR Pelda Sahbuki bersama Serda Dedy Nofery Samosir, Senin (26/04), menceritakan tentang nasibnya selama empat tahun tinggal di tengah hutan.
Bermodalkan tubuh cungkringnya, Suriadi mencari berondolan sawit dan menderes Karet milik warga untuk menafkahi istri dan kedua anaknya.
“Kami tinggal disini sudah ada empat tahun, Saya memenuhi kebutuhan keluarga dengan cara mencari berondolan sawit dan menderes karet,” jelas Suriadi.
Dari menderes karet dan mengumpulkan berondolan sawit warga tersebut, Suriadi mengaku dapat menghasilkan uang sebesar Rp. 150.000 dalam seminggu.
Selanjutnya, dia juga mengaku selama empat tahun tinggal di gubuk tua tersebut, dia bersama keluarganya juga belum pernah menerima bantuan dari Pemerintah.
Dilanjutkan Suriadi, saat ini dia memiliki anak perempuan Nindi (10) yang mengalami luka bakar ditangan. Sudah pernah dibawa berobat, tetapi lagi-lagi terkendala masalah dana, sehingga anaknya gagal untuk mendapatkan pengobatan.
“Kami tidak memiliki kartu jaminan kesehatan pak, kami berharap adalah bantuan dari pemerintah,” sebutnya.
Sementara itu, dalam pengakuan Danramil 02 Rambah Kapten Inf Kasmir melalui penerangan humas Serda Dedy Nofery Samosir yang menyempatkan waktunya untuk melakukan kunjungan langsung ke rumah Suriadi, dia mengaku sedih melihat kondisi keluarga tidak mampu tersebut.
“Untuk menuju ke rumah beliau, kami harus melewati jalan setapak perkebunan warga yang apabila dihari hujan licin dan becek,” jelasnya.
Diakui Serda Dedy, tubuh renta suami istri tersebut juga meneteskan air mata saat anggota TNI tersebut melakukan kunjungan ke gubuk tua tersebut.
“Sesampainya kami disana, pasangan suami istri ini tak kuasa menahan emosi. Kehadiran kami yang tak dia sangka itu, membuatnya tak kuasa untuk menahan tangis,” jelas Serda Dedy.
Lanjut Serda Dedy, selain melakukan kunjungan dia juga memberikan bantuan dalam bentuk sembako dan uang saku untuk keluarga malang tersebut.