Ditengah Pandemi, Anggota Dewan Kota Tangerang Anggarkan Rp 1 M lebih Untuk Buat Baju, Bahannya Louis Vuitton

TANGERANG – Ditengah merosotnya perekonomian masyarakat akibat keberadaan pandemi Covid-19, kabar mengejutkan justru datang dari Anggota DPRD Kota Tangerang yang menganggarkan Rp 1, 275 Miliar untuk pembuatan pakaian 50 anggota dewan tahun 2021.
Dikutip dari indozone.id bahwa rincian penganggaran pakaian anggota dewan tersebut yakni sebesar Rp 675 juta untuk pengadaan bahan dan Rp 600 juta untuk ongkos jahit.
Yang lebih mengejutkan, pembuatan baju anggota dewan tersebut terbuat dari bahan Louis Vuitton . Hal ini diungkapkan oleh Pokja ULP Sekretariat Dewan DPRD Kota Tangerang Hadi Sudibjo.
“Di antaranya Louis Vuitton, ini untuk yang PDH (pakaian dinas harian),” kata Hadi, Senin (09/08).
PDH tersebut akan dibuat dalam dua stel. Selain Louis Vuitton, merk kelas atas lainnya juga akan digunakan sebagai bahan pakaian anggota DPRD Kota Tangerang.
Mulai dari Lanificio Di Calvino untuk pakaian sipil resmi (PSR), Theodoro untuk pakaian sipil harian (PSH), dan Thomas Crown untuk pakaian sipil lengkap (PSL), masing-masing satu stel.
Dengan begitu, satu anggota DPRD Kota Tangerang mendapat 5 stel baju yang artinya ada 250 stel pakaian. Dengan begitu, harga tiap bahan pakaian adalah sekitar Rp2,7 juta. Empat merk fashion ini diserahkan oleh pejabat pembuat komitmen (PPK) ke Pokja ULP.
Berdasarkan situs https://Ipse.tangerangkota.go.id/, tender pengadaan baju dinas anggota DPRD Kota Tangerang ini dimenangkan oleh CV Adhi Prima Sentosa yang mengajukan penawaran harga Rp675 juta.
Warga net yang mengetahui hal tersebut justru ikut geram dan melontarkan komentar di akun instagram milik Indozone.id.
Dalam komentar akun milik @imam.rsd menuliskan “Kita disuruh pake brand lokal, tapi dia pake brand luar. Otaknya dimana hei? Daripada duit segitu buat beli pakaian yang harganya “wah”, mending sumbangin tuh duit ke rakyat kecil, pelaku UMKM atau korban PHK akibat Corona,” Tulisnya.
Sementara itu, pemilik akun @_ilhamrf menuliskan “bajunya mewah tapi kinerjanya lelet buat apa, mending anggarannya buat yang lebih bermanfaat”
Lalu, bagaimana menurut anda?