PASIRPENGARAIAN – Hamsanah, M.Pd, dikenal sebagai Kepala Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Zaliyah yang terletak di Jl. Bukit Berangin Desa Koto Tinggi Kampung Baru Kecamatan Rambah, Kabupaten Rokan hulu.
Wanita nerparas lembut ini mengklaim memiliki warga belajar sebanyak 90 orang untuk kriteria lembaga penyelenggara pendidikan non-formal.
“Walapun mereka bersekolah di lembaga pendidikan non-formal, seperti di PKBM Zaliyah, namun ijazahnya sama dengan ijazah lulusan SD, SMP, dan SMA formal, yaitu ijazah negara. Sehingga, lulusan Paket C (setara SMA) dari PKBM ini dapat melanjutkan kuliah di perguruan tinggi negeri atau swasta di Indonesia,”jelas wanita yang akrab disapa Ham, Jumat (09/10/2020).
PKBM Zaliyah memiliki gedung sekolah dengan berbagai fasilitas ruangan belajar yang sangat memadai. Sungguh prestasi membanggakan bagi pejuang pendidikan di lembaga pendidikan non-formal yang telah dicapai Bunda Ham.
Dia mampu meningkatkan pendidikan masyarakat Kabupaten Rokan Hulu yang sempat terputus dalam mengenyam pendidikan formal.
Warga belajar yang menempuh pendidikan di PKBM Zaliyah ini tidak dipungut biaya sama sekali (gratis). Kebijakan ini diambil Bunda Ham sejak pertama kali menderikan PKBM Zaliyah, bahkan sampai saat ini jika ada warga belajar yang ingin belajar di PKBM tersebut masih tetap gratis.
“Jika, ada calon peserta didik dari kalangan kurang mampu ingin melanjutkan pendidikan di PKBM Zaliyah, Bunda Ham senantiasa membantu,” tugasnya.
Jadi, bagi anak-anak yang berasal dari keluarga tidak mampu ingin melanjutkan pendidikan, baik ingin mengambil Paket A, B, atau C, akan mendapatkan bantuan secara gratis tanpa dipungut biaya sepersenpun. Yang penting bagi Bunda Ham ada semangat mereka untuk tetap melanjutkan sekolah.
Torehan keberhasilan yang diraih Bunda Ham dalam mengelola PKBM Zaliyah dari warga belajar hanya berjumlah 14 orang menjadi 90 orang, tak semanis dan seindah bila mendengar penuturannya ketika memulai dari nol pendirian PKBM tersebut.
Bunda Ham juga mampu mengelola PKBM Zaliyah hingga sudah sertifikasi dan terakreditasi B.
Bagaimana duka suka yang dialami wanita yang berusia 47 tahun ini, berikut penjelasan dari hasil wawancara dengan beliau.
Sebelum mendirikan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Zaliyah ini, pada tahun 2013 Bunda Ham melihat banyak sekali jumlah masyarakat yang putus sekolah dari tahun ke tahun.
Pada akhirnya dia mengajak teman-temannya bergerak dari rumah kerumah untuk mendata jumlah masyarakat putus sekolah yang dimulai dari Desa Koto Tinggi Kampung Baru.
Bunda Ham menjelaskan berbagai faktor penghambat mereka putus sekolah, diantaranya yang mendominasi adalah faktor perekonomian, dimana masyarakat tersebut lebih memilih bekerja menghasilkan uang daripada melanjutkan pendidikan.
Berbekal dari Taman Kanak-kanak (TK), Bunda Ham mencoba membuat proposal untuk pengajuan pendirian yayasan, sekaligus mengurus izinnya.
“Alhamdulillah izin pendirian yayasan itu disahkan, terbentuklah Yayasan Islam Zaliyah. Dari yayasan ini, saya mendirikan PKBM Zaliyah. PKBM Zaliyah ini resmi berdiri pada pertengahan tahun 2014,” tuturnya.
Dalam ikhtiar mencari warga belajar yang ingin bersekolah non-formal di PKBM Zaliyah, Bunda Ham membuat selebaran, brosur dan bahkan mengajak secara langsung kerumah warga belajar untuk melanjutkan pendidikan calon siswa. Seiring berkembangnya era teknologi informasi dan komunikasi, Bunda Ham juga mempublikasikan keberadaan PKBM Zaliyah di berbagai media sosial.
Beberapa warga yang membaca informasi tersebut, ternyata ada yang baru mengetahui bahwa PKBM Zaliyah dapat menerima warga belajar bagi mereka yang telah putus sekolah untuk melanjutkan ke program pendidikan kesetaraan Paket A, Paket B, dan Paket C.
Karena ada juga sebahagian dari mereka yang sudah bekerja sebagai buruh yang putus sekolah baru mengetahui bahwa mereka bisa melanjutkan sekolah melalui program pendidikan kesetaraan.
Bunda Ham beserta tutor yang lainnya menyelenggarakan pendidikan PKBM Zaliyah di gedung sekolah milik PKBM tersebut. Warga belajar yang mengikuti pembelajaran tersebut berasal dari kalangan karyawan, anak-anak yang putus sekolah, dan sebagainya.
Materi pembelajaran yang mereka berikan yaitu setara dengan sekolah formal biasanya. Untuk paket A setara dengan pendidikan formal yaitu Sekolah Dasar.
Materi yang diajarkan pada paket A yaitu PPKN, Agama, Bahasa Indonesia, IPS, IPA, Matematika, Seni Budaya, Pendidikan Jasmani/Olahraga dan Kesehatan, dan sebagainya.
Paket B materi yang diajarkan yaitu Pendidikan Agama, Pendidikan Kewarganegaraan, Matematika, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, IPS, IPA, Keterampilan Fungsional, dan sebagainya. Sedangkan Paket C yang diajarkan adalah Jurusan IPA dan IPS.
Selain mata pelajaran tersebut di PKBM Zaliyah terdapat juga pelaksanaan pembelajaran life skill seperti sanggar seni, keterampilan, tata boga, tata rias pengantin, taman bacaan masyarakat, photography, dan sebagainya.
Untuk pendidikan life skills, warga belajar diberikan pelajaran LDK (Latihan Dasar Kepemimpinan). Warga belajar tersebut dikumpulkan, kemudian diberikan pendidikan keterampilan. Mereka juga diberikan materi pengetahuan tentang bagaimana sikap dan seharusnya menjadi seorang pemimpin.
Bagi warga belajar yang sudah lulus Paket C dari PKBM Zaliyah, ijazahnya bisa digunakan untuk melanjutkan pendidikan ke universitas negeri maupun swasta.
“Alumni Paket C dari PKBM Zaliyah mampu bersaing dengan peserta didik lainnya yang melanjutkan pendidikan pada program sarjana di Universitas Negeri dan Swasta,” tambahnya.
Bunda Ham menerangkan kebahagiaan yang beliau dapatkan dari mengelola PKBM Zaliyah ini adalah ketika melihat mereka tersenyum, seluruh lelah, gundah, hilang terbayarkan seketika.
“Saya sangat bersyukur masih diberikan kesempatan untuk menjalankan aktivitas di dunia pendidikan non-formal ini. Saya merasakan kejadian yang sangat luar biasa ketika Alumni PKBM Zaliyah ini bersilaturahmi kembali ke rumah saya,” ungkapnya dengan mata berkaca-kaca.
Bunda Ham selalu menyampaikan kepada warga belajar yang telah lulus dari PKBM Zaliyah, kelak bisa memberikan manfaat bagi dirinya, keluarga, dan lingkungan sekitar.
Dia berharap semoga ilmu yang diberikan kepada warga belajar bisa menjadi ladang pahala untuk kita semua.
Bunda Ham terkadang suka meneteskan air mata, tapi air mata bahagia, ketika mendapat kabar dari seseorang warga belajar beliau yang telah menyelesaikan program sarjana dan mendapatkan pekerjaan yang layak.
Warga belajar yang sudah menyelesaikan pendidikannya mengucapkan terima kasih atas kebaikan dan ketulusan Bunda Ham dalam membimbingnya selama belajar di PKBM Zaliyah.
Selain sukses mendirikan PKBM Zaliyah, Bunda Ham mempunyai harapan dan keinginan yang besar yaitu berniat untuk mendirikan sebuah panti asuhan. Tujuannya adalah membantu serta memberikan kesempatan kepada anak-anak yatim piatu, yatim dan piatu untuk mencari, memilih, dan menentukan arah hidup yang tepat bagi bekal masa depan kehidupannya sebagai manusia yang bermartabat, berguna bagi diri, keluarga, dan masyarakat kelak.