TAMBUSAI – Pasca pemberitaan pemecatan terhadap tiga orang guru Honor komite yang bertugas di SDN 001 Tambusai, Rohul, kini nasib ketiga guru honor itu tengah menjalani profesi pengangguran ditengah sulitnya untuk mendapatkan pekerjaan.
Dalam pengakuan Marlinda Sri Ningsih saat dijumpai di Kota Pasir Pengaraian pada Senin (16/03/2020) sekitar pukul 16.00 WIB, Dia mengaku depresi dan frustasi terhadap pemecatan kepada dirinya dan kedua teman seprofesinya.
Guru bidang studi olahraga ini telah mengabdi sejak 14 tahun lalu, Namun dia tidak menduga akan menerima kenyataan pahit dipecat secara sepihak.
” Saya sudah mengajar disana semenjak 14 tahun lalu, dan waktu itu gaji saya masih terbilang rendah, yaitu Rp.200.000/ bulan,” jelas Marlinda.
Pengakuan Marlinda, dia dan kedua teman lainnya saat ini telah memiliki anak kecil yang harus dibesarkan.
” Setiap dari kita sudah memiliki anak kecil, dan tentunya nanti akan beranjak besar, Sedangkan saat ini saya tidak memiliki pekerjaan untuk membantu suami membesarkan anak,” tambah Linda.
Ketika ditanyakan tentang ingin kembali untuk mengajar di Sekolah yang sama, Linda mengatakan masih bersedia untuk mengajar.
” Saya itu sudah kuliah bertahun-tahun, dan guru adalah pilihan hidup saya, karena saya ingin mengabdi dalam mencerdaskan anak bangsa ini,” jelas Linda sambil memperlihatkan mata yang mulai berkaca-kaca.
Dalam pengakuan Linda, Dia dan kedua teman seprofesinya telah memenuhi panggilan Dinas Pendidikan Kabupaten Rokan Hulu untuk dimintai keterangan.
” Kita tadi sudah dipanggil dan dimintai keterangan dalam kejadian ini, untuk selanjutnya kami serahkan saja ke Dinas pendidikan,” tambahnya.
Seperti yang diberitakan oleh media sebelumnya, Kepala sekolah SDN 001 Tambusai, melakukan pemecatan terhadap tiga orang guru honor komite yang bernama, Marlinda Sriningsih, Sintia Dewi.S.Pd, Hasan As’Ari,S.Sy. Diduga mereka dipecat dari guru honor komite tanpa melalui mekanisme dan prosudural yang berlaku.
Pasalnya saat ke tiga guru honor tersebut datang kesekolah seperti biasanya, mereka tidak menemukan namanya di daftar absen. Mengetahui nama mereka tidak tertulis di daftar absen, Spontan mereka bertanya kepihak bersangkutan dan petugas yang membidanginya mengatakan mereka sudah di keluarkan dari SDN 001 sebagai guru Honor tenaga pengajar.
Mendengar hal itu, Marlinda dan kedua temannya semakin syok dan sempat sedih.
Marlinda mengatakan saat ini Kepala sekolah SDN 001 Tambusai telah memasukkan guru baru yang merupakan keluarga terdekatnya.
” Saya tidak tahu apakah mereka menggantikan posisi saya dan teman-teman, tapi yang pasti mereka adalah anak kandung, adik dan menantu dari kepala sekolah,” ungkapnya
Ditempat terpisah, saat dimintai keterangan Kepala Sekolah SDN 001 Tambusai, Hj. Bulkis.S.Pd berdalih tidak pernah melakukan pemecatan terhadap ketiga guru honorernya, melainkan mengistirahatkan mereka.
” Hal ini sesuai dengan laporan dari Dinas Pendidikan Rohul yang datang ke sekolah saya dan menyampaikan tentang isu yang disebarkan oleh ketiga guru honorer kami ditengah masyarakat,” jelas Bulkis
Dalam pengakuan wanita berkacamata tersebut, dia mendapat laporan dari Dinas Pendidikan Rohul bahwa ketiga guru honornya telah menyebar isu tidak sedap ditengah masyarakat dan tetua adat bahwa Kepala sekolah SDN 001 Tambusai telah melakukan pemotongan gaji terhadap gaji honorer.
” Hal ini berawal dari laporan itu, makanya kita panggil ketiga guru itu,” jelasnya.
Setelah melakukan pemanggilan terhadap ketiga guru tersebut, Bulkis mengaku telah mendengar pernyataan bahwa mereka telah bersumpah dan tidak pernah melakukan hal demikian, namun Bulkis tetap melakukan pemecatan.
Sedangkan dalam pengakuan Marlinda, Dia secara pribadi sempat terkejut setelah mendengar tudingan yang disampaikan oleh Kepala sekolah SDN 001 kepada dirinya.
” Itu yang saya herankan, saya sudah sampaikan tidak melakukan hal tercela itu dan telah bersumpah tidak melakukannya, namun kenapa kita tetap dikeluarkan?,” Tutup Linda