Kegiatan RDP dilakukan untuk mengetahui perkembangan dan penanganan Covid-19 di Negeri Seribu Suluk.
RDP sendiri dipimpin oleh Ketua Komisi III DPRD Rohul, Ali Imran didampingi anggota Komisi III lainnya, Zulfahmi, Mahmud.SE, Budiman Lubis, Firdaus, H.Ilip dan Mulyadi Siregar.
Sedangkan dari Tim Satgas Covid-19 Rohul, hadir Kepala Dinkes dr.Bambang, Direktur RSUD Rohul dr.Novil, Kabid P2P Diskes Rohul dr.Darmadi Lubis.
Dalam pelaksanaan RDP, Anggota Komisi III DPRD H Firdaus mengatakan bahwa Kerja Tim Satgas Covid-19 Rohul belumlah maksimal, hal ini terlihat dari lemahnya pelaksanaan proses di Desa.
“Kerja Tim Satgas belum maksimal, Satgas harus dikumpulkan lagi, ada yang maksimal kerja ada juga yang tidak maksimal seperti di desa-desa yang masih ada digelar pesta sehingga menimbulkan kerumunan,” kata Firdaus.
Senada dengan Firdaus, Budiman Lubis juga mengakui bahwa penegakan Perda Nomor 7 Tahun 2020 tentang Penanggulangan Penyakit menular belum maksimal. Budiman minta razia Yustisi tidak hanya di lakukan di tingkat Kabupaten saja, melainkan sidang lapangan juga dilakukan di setiap Kecamatan bahkan desa agar penegakan Perda bisa berjalan sesuai harapan.
“Juga banyak masyarakat yang takut divaksinasi, Tim Satgas harus tingkatkan edukasi dan sosialisasi ke masyarakat agar tidak takut divaksin juga Vaksinasi diprioritaskan bagi lansia,” harap Budiman.
Ditempat yang sama, Ali Imran juga menyampaikan pendapat bahwa penanganan Covid-19 harus melibatkan lintas agama dan lintas sektoral, karena tidak bisa dipungkiri masih lemahnya penerapan Prokes di desa-desa.
Diakui Ali bahwa angka vaksinasi di Negeri Seribu Suluk terbilang masih cukup rendah, hal ini terlihat dari jumlah penduduk Rohul yang divaksinasi, sehingga harus digalakkan pelaksanaan vaksinasi upaya menekan lajunya penularan Covid-19.
“Pelaksanaan Vaksinasi sangat efektif, karena dari 45 Anggota DPRD yang divaksin, belum ada yang terpapar Covid-19.Itu bisa jadi masukan dan informasi bagi masyarakat, bahwa Vaksin Sinovac aman digunakan dalam mencegah penularan Covid-19,” Jelas Ali Imran.
Menanggapi program vaksinasi yang telah dilaksanakan, Kadinkes Rohul, Bambang menjelaskan bahwa vaksin digunakan Sinovac yang diproduksi Cina dengan efikasi 63 persen. Artinya dari 100 orang yang divaksin, 63 persen memberikan kekebalan. Penggunaan Vaksin Sinovac juga sesuai kebijakan Pemerintah.
“Meski sudah divaksin, namun masih terpapar Covid-19. Ini sama halnya imunisasi anak. Jadi semua anak diberikan imunisasi bukan berarti tidak terkena tapi hanya gejala yang ditimbulkan tidak berat, begitu juga dengan Vaksinasi ini,” sebut Bambang.
Sementara Direktur RSUD Rohul dr.Novil mengatakan, sebagai garda terdepan pelayanan kesehatan ke masyarakat, RSUD dan Faskes juga harus diperkuat, khususnya mengedukasi dan menggerakkan masyarakat untuk menerapkan Prokes.
“RSUD Rohul terus lakukan persiapan, dengan penguatan pencegahan promotif dan preventif. Karena masyarakat awam tidak tau apa efeknya, sehingga terjadinya simpang siur informasi yang menyesatkan, sehingga kita wajib beri edukasi ke masyarakat,” tutup Novil.