RIAUSMART.COM – ASEAN Council for Teachers plus Korea (ACT+1) ke-39 tahun 2025 resmi digelar di Waterfront Cebu City Hotel, Filipina, sejak 19 hingga 21 September 2025. Mengusung tema “Educators: Humanizing Education Amidst Rapidly Changing Landscapes”, pertemuan tahunan ini mempertemukan sekitar dua ribu peserta dari sepuluh negara anggota ASEAN plus Korea Selatan, termasuk Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand, Brunei Darussalam, Vietnam, Kamboja, Laos, dan Korea Selatan.
Konvensi guru terbesar se-ASEAN plus Korea ini diisi dengan berbagai program menarik seperti Country Report, Parallel Session, dan Cultural Performance yang memperkuat solidaritas dan kerja sama antar pendidik di kawasan Asia Tenggara serta Korea Selatan. Filipina sebagai tuan rumah mengirimkan peserta terbanyak, yakni mencapai 1700 orang.
Delegasi Indonesia yang berjumlah 112 orang terdiri dari Pengurus Besar, Pengurus Provinsi, dan Kabupaten dari berbagai daerah di seluruh Indonesia. Delegasi ini dipimpin langsung oleh Ketua Umum Pengurus Besar PGRI, Unifah Rosyidi, didampingi oleh sejumlah pengurus lainnya dari PB PGRI serta perwakilan PGRI provinsi dan kabupaten.
Dalam sesi Country Report, Prof. Dr. Ifan Iskandar, M.Hum, Ketua Departemen Penelitian dan Pengabdian Masyarakat PB PGRI, menyampaikan paparan dengan tema konvensi, yang mengangkat tentang nilai humanisasi pendidikan di tengah perubahan cepat dunia pendidikan.
Ketua PGRI Provinsi Riau, Prof. Dr. Adolf Bastian, M.Pd menyatakan bahwa keikutsertaan dalam acara ini merupakan wujud komitmen para guru Indonesia khususnya dari Riau untuk terus memperkuat profesionalisme dan adaptasi dalam menghadapi perubahan cepat dunia pendidikan.
“ACT+1 ke-39 adalah kesempatan emas bagi para guru untuk saling berbagi inovasi dan praktik terbaik dalam mendidik di tengah lanskap pendidikan yang cepat berubah. Dari pertemuan ini, kami harap guru-guru dari Riau dapat membawa wawasan baru dan semangat inovasi untuk diaplikasikan dalam pembelajaran di daerah kami,” ujar Prof. Adolf Bastian.
Ia menambahkan, “Jejaring kolaborasi antar pendidik adalah modal utama untuk meningkatkan kualitas pendidikan yang inklusif dan responsif terhadap perubahan zaman. Melalui kolaborasi yang kuat, guru dapat saling bertukar pengalaman, mengembangkan inovasi pembelajaran, dan bersama-sama menghadapi tantangan global yang semakin kompleks.”
Di sela kegiatan formal, perhelatan ini juga menghadirkan “Malam Persahabatan” yang menampilkan pertunjukan budaya khas masing-masing negara peserta, mempererat hubungan antar peserta secara personal dan profesional.
Sesi Paralel membahas isu pendidikan digital, pedagogi masa depan, dan inovasi kelas yang siap meredefinisi pembelajaran di era modern.
Dengan berbagai aktivitas signifikan tersebut, ACT+1 ke-39 di Cebu City diharapkan menjadi titik tolak kuat untuk meningkatkan mutu pendidikan secara regional, sekaligus memperkokoh solidaritas antar guru ASEAN dan Korea dalam menghadapi tantangan global.