PASIRPENGARAIAN – masyarakat ramaikan peringatan wafatnya (haul) syekh Ibrahim Al-Kholidi Naqsabandi ke- 58. Selasa (13/08/2019).
Acara ini dihadiri oleh mantan wakil bupati Ir.Hafith Syukri.MM, Rektor Universitas Pasir Pengaraian, Adolf Bastian.M.Pd beserta jajaran wakil rektor dan Jajaran dekan Universitas Pasir pengaraian. Acara semakin ramai dengan hadirnya para jamaah dari berbagai daerah di dalam maupun luar kabupaten Rokan Hulu.
Acara semakin meriah dengan hadirnya Ustad. Dr. H. Saidul Amin. MA dari pekanbaru (dosen universitas Islam negeri suska riau). Ceramahnya, H. Saidul Amin mengangkat tema thariqat dan tasawuf.
Diriwayatkan, dengan ketekunan dalam menimba dan memperdalam Ilmu Agama Islam, Syekh Ibrahim rela berjalan dari Pasirpangaraian ke Pariaman, Sumatera Barat dan Sibuhuan, Sumatera Utara yang kala itu dilakukan bersama Syekh Ismail Surau Gading asal Mandailing dengan berjalan kaki, Syekh Ibrahim juga terus menimba ilmu tarekat hingga ke Kalimantan, Malaysia dan ke Mekkah. Karena ketaatan beliau, sehingga PPTI mengangkatnya sebagai PPTI Pasir Pangaraian.
Bersama Syekh Ismail Surau Gading, Syekh Ibrahim pernah mendirikan rumah-rumah suluk di Sibuhuan Tapanuli Selatan, hingga saat ini surau-surau suluk tersebut masih berdiri, terakhir Syekh Ibrahim mendirikan surau suluk Bongsu di Pasir Torong Boncah Togonang.
Melalui kesepakatan kedua Syekh ini, maka mereka masing-masing mendirikan surau suluk, karena Syekh Ismail berasal dari Mandailing maka saat itu jemaahnya orang Mandailing dengan istilah “bahasa manuk”, sedangkan Syekh Ibrahim memiliki jemaah berbahasa melayu yang saat itu istilahnya “bahasa ayam”.
Syekh Ibrahim Al-Kholidi Naqsabandi terkenal memiliki sifat, tekun beribadah, sabar, tidak dendam, tegas terhadap orang yang melanggar ajaran agama, pemurah, bermusyawarah dan senang kepada anak yatim. Syekh Ibrahim Al-Kholidi wafat pada tahun 1960 tanggal 12 Djulhijjah di usia 120.
“ ini merupakan penghormatan bagi kami, bahwa kehadiran kita bersama disini adalah untuk menyatukan kita. Khusunya sesama jamaah tharikat” ungkap Achmad.M.Si
Achmad juga menjelaskan tentang pentingnya memilih pemimpin masa depan untuk kabupaten Rokan Hulu. Mengingat pertukaran bupati semakin dekat ditahun 2020 mendatang. Achmad berharap masyarakat dapat memilih seorang pemimpin yang perduli dengan agama Allah.
“ memilih kepala daerah tidaklah mudah, oleh karena itu marilah kita pikirkan betul siapa pemimpin Rokan Hulu mendatang. Sehingga pemimpin kita nantinya benar-benar adalah orang yang perduli dengan agama Allah” ungkap Achmad
Achmad juga membandingkan pemerintahan saat ini dengan pemerintahan dimasa waktu dirinya menjabat. Dan Achmad juga menyinggung dengan banyaknya kekurangan pemerintah pada saat ini.
Mantan Bupati Rohul itu juga menerangkan tentang keunggulan SMP-IT yang ia dirikan beberapa tahun yang lalu.
“ berbicara dengan SMP-IT, kita memberikan Kecerdasan, Alim dan keterampilan. Sehingga anak-anak kita nantinya memiliki keterampilan setelah lulus dari sekolah ini” tutur Achmad. (Dan)