Pemerintah AS Shutdown, Rupiah Menguat di Rp. 16.634 per Dolar

JAKARTA – Nilai tukar rupiah pada akhir perdagangan pasar spot di Rabu (1/10) ditutup di angka Rp 16.634 per dolar Amerika Serikat (AS). Sebagai catatan, mata uang Indonesia ini mengalami kenaikan sebesar 30 poin atau setara dengan 0,18 persen. Dikutip dari CNNIndonesia pada Rabu (1/10).
Di sisi lain, kurs acuan yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia (BI), Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor), mencatatkan rupiah berada di level Rp16.680 per dolar AS.
Mata uang di Asia menunjukkan performa yang campur aduk. Dolar Hong Kong melemah sebesar 0,45 persen, sementara peso Filipina meningkat 0,07 persen, dan yen Jepang mengalami kenaikan sebesar 0,59 persen.
Sementara itu, ringgit Malaysia turun 0,07 persen, dolar Singapura naik 0,09 persen, won Korea Selatan bertambah 0,04 persen, dan baht Thailand naik 0,22 persen.
Terkait dengan mata uang utama negara maju, pergerakannya juga bervariasi. Euro Eropa meningkat 0,11 persen, franc Swiss naik 0,21 persen, dolar Australia terkoreksi sebesar 0,09 persen, dan dolar Kanada juga mengalami penurunan sebesar 0,04 persen.
Lukman Leong, analis dari Doo Financial Futures, mengungkapkan bahwa penguatan rupiah terhadap dolar AS disebabkan oleh berlanjutnya penurunan dolar AS akibat kepanikan tentang potensi shutdown pemerintah AS.
Dukungan bagi rupiah juga datang dari surplus neraca perdagangan dan meningkatnya ekspor yang lebih besar dari yang diperkirakan, meskipun penurunan impor menunjukkan bahwa permintaan dalam negeri masih lemah.
“Selain itu, data yang menunjukkan kenaikan inflasi di bulan September yang lebih tinggi dari perkiraan, memicu harapan bahwa BI akan lebih berhati-hati dalam memangkas suku bunga kedepannya,” ungkap Lukman. Tulis (Mo).