Nasib Pasar Tradisional di Era Modern

    PASIRPENGARAIAN – Kemunculan pasar modern membuat pasar tradisional Sei deras  semakin terpuruk. Warga yang datang ke pasar tradisional ini kini terus menurun. Para pedagang juga mengeluh karena pendapatannya terus merosot.

    “ Dulu pasar tradisional ini ramai, warga kalangan ekonomi menengah ke bawah belanja di pasar ini, setelah pasar modern bermunculan ya…jadi merosot,” ujar Rika salah satu pedagang Sayuran di pasar Sei Deras.

    Menurut pedagang yang biasa disapa Rika itu, pasar tradisional  sekarang semakin terpojok. Itu dengan banyaknya pasar modern.

    “ Dulu Pasar ini ramai, banyak yang belanja di pasar tradisional Ini, mungkin kebanyakan warga yang memiliki ekonomi menengah keatas lebih suka pasar modern, yang lebih bersih dan tidak panas,” cetusnya.

    Ia mengaku, dengan sepinya pengunjung pasar, penghasilannya pun ikut menurun. Bahkan, Ia harus pindah tempat, yang dulunya ia berjualan di dalam Pasar, kini ia harus berjualan di pinggir jalan sekitaran pasar dengan maksud agar jualan mudah di lihat oleh pembeli.

    “ Banyak pedagang yang sudah gulung tikar dan beralih profesi. Tapi juga ada yang bertahan karena tidak memiliki pilihan lain,” katanya.

    Pasar tradisional, lanjut dia, kini semakin tertinggal dengan berkembangnya zaman. Padahal, untuk menumbuhkan perekonomian masyarakat kecil, seharusnya pasar tradisional lebih dikembangkan.

    “ Kalau bisa pasar tradisional dikembangkan dan dilestarikan, karena lebih klasik dan memiliki ciri khas,” ungkapnya.

    Tidak hanya itu ketika tim Riausmart.com meninjau pasar tradisional yang berada di Sei Deras. Nampak kumuh dan tidak terurus, banyak sampah berserakan di mana-mana, rumput yang ada di sekitar pasar pun sudah mulai memanjang.

    Rika berharap untuk meningkatkan kemajuan masyarakat, pasar tradisional bisa dikembangkan saja. Sehingga, ciri khas dari pasar tradisional tidak hilang dan masyarakat perekonomian menengah ke bawah tetap banyak yang belanja di pasar.

    “ Kalau dikembangkan, pasar tradisional itu mungkin lebih bagus,” jelasnya.(Ahmat)