RIAUSMART.COM – Sebuah rekaman yang menampilkan pidato seorang pelajar sekolah menengah dari Nepal menjadi viral di media sosial ketika demonstrasi berkobar selama beberapa hari terakhir. Dalam rekaman tersebut, dia menyerukan perlawanan terhadap praktik korupsi dan ketidakadilan. Dikutip dari CNN pada Sabtu (13/9/2025).
Pelajar yang dikenal dengan nama Abiskar Raut memberikan pidato di acara tahunan Holy Bell English Secondary School.
Cuplikan dari video itu diunggah pada akhir bulan Maret dan mulai viral di akhir bulan Agustus.
Dalam video yang beredar, Raut mengekspresikan keinginannya untuk menciptakan Nepal yang baru, menjauh dari pemerintahan yang korup, yang dianggap tidak mampu meningkatkan kesejahteraan rakyatnya.
Dalam beberapa hari terakhir, generasi Z di Nepal mengadakan demonstrasi menentang korupsi, serta mengecam sensor dan pemerintahan yang otoriter. Namun, aksi demonstrasi ini dihadapi dengan kekerasan oleh pihak keamanan.
Di awal demonstrasi, terdapat 21 korban jiwa, sebagian besar akibat tindakan keras dari kepolisian. Menurut laporan yang beredar di media sosial, polisi menggunakan gas air mata, peluru karet, dan juga peluru hidup untuk membubarkan para demonstran.
Represi yang dilakukan oleh kepolisian semakin membuat masyarakat marah. Mereka menuntut Perdana Menteri Oli Sharma untuk melepaskan posisinya. Akhirnya, dia mengundurkan diri.
Sushila Karki, mantan Ketua Mahkamah Agung Nepal, diangkat menjadi Perdana Menteri Nepal pada Jumat (12/9) untuk memimpin masa transisi ini.
Berikut adalah bagian dari pidato pelajar Nepal yang viral saat demonstrasi di negara tersebut sedang memanas, dikutip dari NDTV.
_Hari ini saya berdiri di sini. Berdiri di sini dengan impian membangun Nepal yang baru, dengan api harapan dan semangat yang membara dalam diri saya._
_Namun, hati saya terasa berat karena impian ini tampaknya mulai sirna. Bangkit dan bersinarlah, masa depan kekaisaran yang akan datang ini._
_Nepal, ibu pertiwi kami, negara ini telah melahirkan dan membesarkan kami. Tapi apa yang dimintanya sebagai balasan? Hanya kejujuran, kerja keras, dan kontribusi kami._
_Tapi apa yang kami lakukan? Kami terbelenggu oleh rantai pengangguran, melihat peluang yang luas. Kami terjebak permainan partai politik yang egois. Korupsi telah tumbuh subur dalam jaring yang memadamkan cahaya masa depan kami._
_Kalau bukan kalian yang bersuara, siapa lagi? Kalau bukan kalian yang membangun bangsa ini, siapa lagi? Kami adalah api yang akan membakar habis kegelapan. Kami adalah badai yang akan menyapu bersih ketidakadilan dan membawa kemakmuran._
_Para pejuang telah menumpahkan darah mereka untuk memberi kita bangsa ini. Kita tak bisa diam, kita tak boleh kehilangan. Kita adalah apinya: kita akan membakar setiap keputusasaan._
_Sekarang, sekarang saatnya. Apakah kita akan mengubah nasib bangsa ini atau membiarkan tetap terbelenggu?_
_Raja Birendra pernah mengatakan, sekalipun aku mati, negaraku akan tetap hidup. Seluruh anak-anak muda, simpan pesan ini di dalam hatimu._
_Nepal milik kita dan masa depan ada di tangan kita._ Tulis (Mo).