Pencabulan Marak di Rohul, Kadisos P3A : Saya Prihatin

PASIRPENGARAIAN – Kepala Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kadis P3A) Kabupaten Rokan Hulu (Rohul) , Hj Srimulyati akui kasus pencabulan anak di bawah umur tengah marak dan menjadi trend di Kabupaten Rokan Hulu.
Diakui Sri yang didampingi Kasi Perlindungan Anak, Ade Hasibuan mengatakan, saat ini terjadi trend peningkatan pencabulan dan kekerasan terhadap anak dan perempuan dibandingkan tahun 2019 dan 2020.
“Saya prihatin dengan terjadinya peningkatan kasus pencabulan anak dibawah umur yang terjadi di Kabupaten Rokan Hulu saat ini,” kata Sri.
Diakui Kadisos P3A Rohul, Pihaknya telah bekerjasama dengan kepolisian dan ahli psikiater dalam mendampingi para korban pencabulan.
Lanjut Srimulyati, terjadi kelonjakan peristiwa pencabulan di Kabupaten Rokan Hulu, yakni pada tahun 2019 terdata 12 kasus pencabulan serta penelantaran anak, korban KDRT, serta 1 kasus kekerasan terhadap perempuan, sedangkan untuk tahun 2020 terdata 25 kasus pencabulan terhadap anak dan 3 kasus kekerasan terhadap perempuan.
“Sementara untuk tahun 2021 dari Januari hingga April ini, sudah ada 6 kasus pencabulan anak dan 3 kasus kekerasan terhadap perempuan,” ungkap Srimulyati.
Srimulyati juga menambahkan, keprihatinan semakin menjadi saat mendengar ada dua  korban pencabulan yang hamil dari hasil perbuatan yang tercela tersebut.
“Keduanya kini sudah dititipkan di Rumah Aman Rumbai Pekanbaru (RARP), dimana satu anak usia 14 tahun korban pencabulan hamil 4 bulan dilakukan dua pemuda yang masih tetangganya di Desa Ulak Patian, Kecamatan Kepenuhan, dan kedua pelaku kabur,”jelas Sri.
Sementara 1 korban pelecehan seksual lain yang juga hamil, yakni Bunga (nama samaran) yang hamil 5 bulan setelah dicabuli ayah tirinya.
Diakui wanita yang akrab disapa Neng tersebut, pencabulan marak di Kabupaten Negeri Seribu Suluk akibat pengaruh teknologi dan mudahnya anak membuka situs pornografi melalui telepon selular.
“Selain itu, faktor lain yakni kurangnya pemahaman agama, hal ini terlihat sebagian besar pelaku pencabulan anak adalah orang terdekat korban,” tutup Sri.