Gelar Doktor dan Jabatan Strategis di Pascasarjana UNILAK, Richa Afriana Munthe Tepis Stereotip Perempuan di Dunia Pendidikan

PEKANBARU — Sosok perempuan tangguh dan inspiratif kembali menorehkan prestasi gemilang di dunia pendidikan tinggi. Richa Afriana Munthe, perempuan berdedikasi asal Pekanbaru, resmi menyandang gelar Doktor di bidang Manajemen pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Negeri Malang, setelah diwisuda pada Sabtu, 12 April 2025. Ia lulus dengan predikat Wisudawan Terbaik Kedua meraih IPK 3.90, sebuah pencapaian luar biasa di jenjang akademik tertinggi.
Richa, yang kini juga menjabat sebagai Ketua Program Studi Magister Manajemen di Sekolah Pascasarjana Universitas Lancang Kuning, menunjukkan bahwa perempuan muda yang sudah berkeluarga dan memegang tanggung jawab profesional tetap mampu meraih prestasi akademik tertinggi. Ia adalah putri dari alm. Dinul Hasan Munthe dan Asnah Wati Tanjung, yang turut menjadi saksi kebanggaan atas perjuangan panjang anaknya tersebut.
Tak hanya berhasil menyelesaikan pendidikan doktoral, Richa juga menyumbangkan kontribusi ilmiah yang berharga melalui disertasinya yang berjudul “Pengaruh Kepemimpinan Wirausaha, Lingkungan Bisnis, Literasi Digital, dan Religiusitas terhadap Kinerja Usaha Dimediasi oleh Perilaku Inovatif (Studi pada UMKM di Kota Pekanbaru).”

Penelitian ini menghadirkan berbagai kebaruan (novelty) dari sisi konteks lokal, kombinasi variabel, dan temuan empiris yang relevan dengan realitas UMKM di daerah. Berikut beberapa temuan penting dari penelitiannya:
1. Kepemimpinan Wirausaha: Tidak Selalu Positif
Temuan menarik muncul saat diketahui bahwa kepemimpinan wirausaha ternyata berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kinerja UMKM kuliner di Pekanbaru. Ini menjadi sinyal bahwa banyak pelaku UMKM mampu memimpin, tapi belum memiliki kualitas sebagai wirausahawan sejati, seperti visi jangka panjang dan inovasi berkelanjutan.
2. Religiusitas sebagai Kekuatan Inovasi di Budaya Melayu
Di tengah kuatnya budaya Islam dan nilai Melayu di Pekanbaru, penelitian ini menunjukkan bahwa religiusitas mampu mendorong inovasi secara etis dan berkelanjutan, serta menjadi faktor kunci yang memperkuat kinerja usaha melalui jalur inovasi.
3. Rendahnya Perilaku Inovatif: Isu Penting bagi UMKM
Penelitian juga mengungkap bahwa perilaku inovatif pelaku UMKM di Pekanbaru masih tergolong rendah, sebagian besar disebabkan oleh kurangnya literasi dan kesadaran terhadap pentingnya inovasi.
4. Inovasi Tidak Selalu Menjadi Mediator Efektif
Berbeda dari penelitian sebelumnya, disertasi ini menemukan bahwa perilaku inovatif gagal menjadi mediator yang efektif antara kepemimpinan, lingkungan bisnis, dan literasi digital terhadap kinerja usaha. Satu-satunya variabel yang dimediasi secara signifikan oleh perilaku inovatif adalah religiusitas menunjukkan bahwa dorongan nilai dari dalam diri menjadi fondasi penting untuk membangun inovasi yang bermakna.

Dengan segala pencapaiannya, Richa Afriana Munthe tidak hanya menjadi doktor dan pemimpin akademik, tetapi juga menjadi simbol inspirasi bagi banyak perempuan di Indonesia. Ia membuktikan bahwa perempuan bisa berdaya, berkarya, dan berprestasi setinggi-tingginya, tanpa mengorbankan peran dan tanggung jawab di keluarga maupun pekerjaan.
“Saya ingin setiap perempuan percaya bahwa belajar itu tidak ada batasnya. Kita bisa jadi apapun yang kita mau, selama kita konsisten dan tidak menyerah,” ujar Richa penuh semangat setelah prosesi wisuda.