PEKANBARU – Dalam semangat menjunjung tinggi adat dan budaya Melayu, Universitas Lancang Kuning (Unilak) sebagai institusi pendidikan yang tidak hanya unggul secara akademik, tetapi juga menjadikan nilai-nilai budaya sebagai fondasi pengembangan kampus. Hal ini tercermin dari langkah beradab yang dilakukan oleh pimpinan Unilak dengan menyorongkan tepak sirih kepada Lembaga Adat Melayu Riau (LAMR), sebagai bentuk undangan resmi untuk menghadiri prosesi adat tepuk tepung tawar dalam rangka pengukuhan tiga guru besar Unilak.
Upacara pengukuhan dan prosesi adat direncanakan akan berlangsung pada Selasa, 15 April 2025, di Aula Perpustakaan Universitas Lancang Kuning, dan akan menjadi momentum istimewa dalam sejarah kampus.
Adapun Tiga guru besar yang akan dikukuhkan tersebut, yakni Prof. Dr. Fahmi, S.H., M.H., Guru Besar Ilmu Hukum Bisnis, Prof. Dr. Arizal N, S.E., M.M., Guru Besar Ilmu Pemasaran Jasa dan E-Commerce dan Prof. Dr. Adolf Bastian, S.Pd., M.Pd., Guru Besar Ilmu Manajemen Pendidikan.
Rektor Unilak, Prof. Dr. Junaidi, S.S., M.Hum., Ph.D., menyampaikan bahwa pelibatan LAM Riau dalam prosesi adat ini adalah bentuk nyata dari penghormatan terhadap tradisi Melayu yang telah mengakar dalam kehidupan masyarakat Riau. Ia juga menegaskan bahwa prosesi ini bukan semata formalitas, melainkan bagian dari komitmen kampus dalam merawat warisan budaya.
“Universitas Lancang Kuning senantiasa berkomitmen dalam melestarikan dan memuliakan adat serta tradisi Melayu. Sebagai wujud penghormatan yang tulus, kami tidak hanya menyampaikan undangan secara tertulis, tetapi juga datang bersilaturahmi untuk menyorongkan tepak sirih kepada Pemangku Adat LAM Riau. Hal ini merupakan cerminan penghargaan kami yang setinggi-tingginya kepada para Pemangku Adat yang kami muliakan.” ujarnya dengan penuh takzim.
Tepak sirih diserahkan langsung oleh Rektor beserta jajaran pimpinan Unilak kepada Ketua Umum Majelis Kerapatan Adat (MKA) LAMR yang menjadi simbol pembuka niat baik dan kehormatan mendalam dalam adat Melayu.
Ketua Umum MKA LAM Riau, Datuk Seri H.R. Marjohan Yusuf, menyambut baik inisiatif Unilak dan menyampaikan pandangan yang penuh makna.
“Sinergi antara dunia akademik dan adat istiadat mencerminkan nilai-nilai luhur yang terus dijaga dan dilestarikan. Tentunya kegiatan ini menjadi pengingat bahwa adat dan ilmu dapat berjalan beriringan untuk membangun masa depan yang lebih bermartabat,” ujarnya.
Datuk Seri H. R. Marjohan juga menyampaikan jika tak ada aral melintang, akan menghadiri perhelatan pengukuhan guru besar di Unilak nantinya dan ia juga berharap, agar kampus Unilak tetap berkomitmen dalam melestarikan dan menjaga nilai-nilai budaya Melayu ke depannya.
Kegiatan ini membuktikan bahwa Unilak sebagai kampus yang mengusung semangat Multikultural, Green Campus, dan Campus Friendly, terus menempatkan budaya sebagai unsur penting dalam pengembangan institusi. Pengukuhan guru besar yang dikemas dalam nuansa adat bukan hanya menunjukkan keunggulan akademik, namun juga menjadi wujud kecintaan terhadap kearifan lokal.