Terus Torehkan Prestasi, Wakil Dekan Pascasarjana Unilak Lolos Pendanaan Riset Indonesia-Prancis

PEKANBARU — Dunia riset Universitas Lancang Kuning (Unilak) kembali mencatatkan prestasi di kancah internasional. Dr. H. Indra Purnama, S.Pd., M.Sc., dosen sekaligus Wakil Dekan III Sekolah Pascasarjana Unilak, berhasil terpilih sebagai salah satu penerima pendanaan Program Penelitian PHC-Nusantara 2025, sebuah program kerja sama bilateral antara Indonesia dan Prancis.
Pengumuman resmi disampaikan oleh Direktorat Jenderal Riset dan Pengembangan, Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (KEMDIKTISAINTEK) melalui surat bernomor 0197/C3/DT.05.00/2025 tanggal 8 April 2025. Indra Purnama masuk dalam daftar 10 peneliti terbaik dari seluruh Indonesia yang menerima pendanaan riset tahun ini.
Judul riset yang diusulkan oleh Indra Purnama membahas tentang “Development of Alginate Nanoparticle-Based Wood Vinegar Formulations for Sustainable Pest Control in Agricultural Systems”.
Penelitian ini berfokus pada pengembangan formulasi pestisida ramah lingkungan berbasis nanopartikel alginat dan asap cair, yang bertujuan meningkatkan ketahanan pertanian terhadap hama dan penyakit tanpa mencemari lingkungan. Inovasi ini sangat relevan dengan isu global terkait pertanian berkelanjutan dan keamanan pangan.
Program Partenariat Hubert Curien (PHC) – Nusantara adalah hasil kolaborasi antara Pemerintah Indonesia dan Prancis untuk mendukung kerja sama riset strategis antara peneliti dari kedua negara. Program ini memberikan dana untuk kolaborasi proyek riset, pertukaran peneliti, dan publikasi bersama.

Dari seluruh proposal yang diajukan, hanya 10 proposal terpilih yang dinilai unggul dari segi kebaruan, dampak, dan kolaborasi internasional. Selain Unilak, institusi ternama seperti Universitas Gadjah Mada, Institut Teknologi Bandung, Universitas Telkom, dan Politeknik Negeri Bali juga termasuk di dalam daftar penerima.
Dekan Sekolah Pascasarjana Unilak, Prof. Dr. Adolf Bastian, M.Pd menyambut gembira pencapaian ini.
“Ini adalah capaian luar biasa yang menunjukkan bahwa dosen kita mampu bersaing dalam kompetisi riset internasional. Kami akan terus mendukung riset-riset inovatif, khususnya yang berdampak langsung pada masyarakat dan lingkungan,” ungkapnya.
Pencapaian ini juga diharapkan dapat menginspirasi dosen dan peneliti muda lainnya di lingkungan Unilak untuk terlibat aktif dalam jejaring riset internasional serta menghasilkan karya ilmiah yang bereputasi tinggi.
Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (DPPM) KEMDIKTISAINTEK akan segera berkoordinasi dengan Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) di tiap institusi terkait teknis penyaluran dana, pelaksanaan riset, dan pelaporan di sistem daring yang ditentukan. Seluruh penerima diminta mempersiapkan dokumen administratif dan teknis untuk proses selanjutnya.
Program ini merupakan bagian dari kerja sama bilateral di bidang sains dan teknologi antara Indonesia dan Prancis. Tujuannya adalah memperkuat hubungan akademik, memperluas jejaring riset, dan mempercepat inovasi lintas negara melalui pendanaan proyek-proyek riset kolaboratif.