PEKANBARU – Deby Octaviani, seorang pengurus Yayasan Terpadu Melati yang bergerak di bidang pendidikan, sukses menyelesaikan sidang tesis Magister Pedagogi di Universitas Lancang Kuning (Unilak) dengan topik yang inovatif dan berorientasi pada pendidikan karakter. Dalam tesisnya, Deby mengembangkan e-modul berbasis budaya lokal tari tradisional Joget Lambak sebagai alat pembelajaran yang bertujuan untuk memperkuat nilai-nilai Profil Pelajar Pancasila (P5) pada fase fondasi.
Penelitian yang diusung Deby berangkat dari urgensi pembelajaran berbasis budaya lokal sebagai media untuk menanamkan nilai-nilai Pancasila secara lebih kontekstual dan aplikatif. E-modul yang dikembangkannya dirancang untuk mengintegrasikan dimensi-dimensi Profil Pelajar Pancasila, sehingga siswa tidak hanya memahami Pancasila secara konseptual tetapi juga dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
“Melalui e-modul ini, saya ingin menghadirkan pendekatan pembelajaran yang tidak hanya berorientasi pada kognitif, tetapi juga membangun karakter siswa melalui nilai-nilai budaya lokal yang kaya makna,”ujar Deby Octaviani usai sidang tesisnya.
Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa Joget Lambak, sebagai salah satu warisan budaya Melayu, memiliki nilai filosofis yang selaras dengan semangat Pancasila. Dengan menggunakan media digital interaktif, e-modul ini diharapkan mampu menjadi sarana pembelajaran inovatif yang menarik bagi siswa, sekaligus memperkuat identitas kebangsaan dan jiwa gotong royong dalam sistem pendidikan nasional.
Dosen penguji memberikan apresiasi terhadap inovasi yang dihadirkan dalam penelitian ini. Mereka menilai bahwa e-modul tersebut dapat memberikan kontribusi nyata dalam pembentukan karakter pelajar yang sesuai dengan prinsip Profil Pelajar Pancasila (P5), yang saat ini menjadi fokus dalam Kurikulum Merdeka.
Di akhir penyampaiannya, Deby menyampaikan harapan besar agar e-modul ini dapat memberikan manfaat luas bagi dunia pendidikan. Ia juga mengajak rekan-rekan pendidik dan akademisi untuk terus mengembangkan diri dengan melanjutkan studi ke jenjang lebih tinggi.
“Saya berharap penemuan e-modul ini bisa bermanfaat untuk banyak orang, terutama dalam memperkuat pendidikan karakter berbasis budaya lokal. Saya juga merekomendasikan kepada teman-teman agar melanjutkan S2 di Sekolah Pascasarjana Unilak, karena di sini saya mendapatkan banyak pengalaman dan wawasan baru yang sangat berharga,” ungkapnya.
Dengan keberhasilannya ini, Deby Octaviani diharapkan dapat terus mengembangkan e-modul tersebut agar dapat diimplementasikan secara luas dalam dunia pendidikan, khususnya di tingkat pendidikan dasar. Inovasi ini menjadi bukti bahwa perpaduan antara teknologi, budaya lokal, dan nilai-nilai kebangsaan dapat menjadi strategi yang efektif dalam menciptakan generasi pelajar yang berkarakter, mandiri, dan berwawasan kebangsaan.