Bocah Korban Penganiayaan Oleh Pelajar SMP di Rohul Trauma Bila Melihat Laki-Laki

PASIRPENGARAIAN — Setelah tersebarnya pemberitaan terkait penganiayaan yang dilakukan oleh Pelajar SMP, MH terhadap NN (4) terkuak, nyatanya, sampai hari ini, Selasa (02/06/2020), korban masih mengalami depresi dan trauma atas kejadian yang menimpa dirinya.

Hal ini disampaikan oleh orang tua NN, Indra, saat dikonfirmasi di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Rokan Hulu.

Baca juga : https://riausmart.com/2020/05/27/pelajar-smp-duga-aniaya-bocah-4-tahun-dengan-luka-sayatan-di-leher-dan-perut/

Dalam pengakuan Indra dan istri, anak pertamanya yang mengalami penganiayaan oleh siswa SMP hingga saat ini masih mengalami trauma berat. Hal ini terbukti melihat perlakuan anaknya yang terlihat ketakutan setiap kali berjumpa dengan orang ramai.

” Iya, kalau ada yang berkunjung, dia ketakutan, apalagi kalau yang yang datang itu laki-laki, dan ketakutannya semakin menjadi kalau kita membahas tentang musibah yang menimpa anak kami ini,” jelas istri Indra (Ibu NN).

Bahkan, untuk menghilangkan depresi, rencananya, hari ini mereka akan pulang ke rumah Omanya yang terletak di Kumu, Kecamatan Rambah Hilir.

” Kalau diajak pulang ke rumah, dianya nolak bahkan menangis, makanya untuk sementara waktu mereka tinggal di rumah saya dulu,” jelas nenek dari NN yang kebetulan juga berada di lokasi.

Sedangkan saat dikonfirmasi ke Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Dinsos P3A) Rohul, Tri Alfina lestari selaku Kepala Bidang (Kabid) Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Rohul mengatakan, sejauh ini pihaknya telah melakukan kunjungan ke keluarga bocah malang itu.

” Sebelumnya kita juga telah melakukan kunjungan kesana, namun dikarenakan kondisi korban memang sedang trauma, makanya kami tidak bisa berbuat banyak,” imbuhnya.

Baca juga : https://riausmart.com/2020/05/28/warga-dusun-wono-sri-barat-ketakutan-setelah-berita-penganiayaan-oleh-siswa-smp-viral/

Dalam pengakuan wanita berjilbab itu, dia juga menyayangkan mati Surinya Komisi Perlindungan Anak Indonesia Daerah (KPAID) Kabupaten Rokan Hulu yang pernah berdiri di Rohul pada beberapa tahun silam.

” Kalau dengarnya, dulu ada, namun sekarang mati suri,” jelas Alfina.

Namun demikian, Alfina mengatakan pihaknya akan terus berupaya memberikan perlindungan terhadap korban maupun keluarga Korban.