Dalam laporan Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Rokan Hulu (Rohul), Julzandri Rosa kepada awak media Riausmart.com, bahwa kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) gambut di Desa Pauh Kecamatan Bonai Darussalam Kabupaten Rokan Hulu, Riau telah terjadi sejak lima hari terakhir, namun hingga kini belum dapat dipadamkan secara total.
“Kebakaran ini sudah terjadi selama 5 hari terakhir, dan kita dari BPBD Rohul telah menerjunkan sebanyak 4 personil untuk membantu melakukan pemadaman,” kata Julzandri.
Dalam melakukan pemadaman terhadap api, diakui Kepala BPBD Rohul tersebut, bersama tim gabungan yang terdiri dari TNI, Polri, Satgas Kresna dan Relawan Desa telah melakukan berbagai upaya untuk memadamkan api, namun mengingat lokasi kebakaran yang terletak di tengah hutan, maka mobil tim mengalami kendala untuk sampai ke lokasi kebakaran.
“Lokasi kebakaran ini terjadi di tengah hutan, hingga akses jalan menuju ke lokasi kebakaran ini terkendala, namun demikian tim selalu berusaha semaksimal mungkin untuk melakukan pemadaman,” katanya lagi.
Sambung Julzandri, mengingat lokasi kebakaran merupakan lahan bergambut, maka tim gabungan mengalami kesulitan untuk memadamkan api.
“Lokasi kebakaran ini terjadi di lahan gambut sehingga api mudah menjalar, ditambah lagi kedalam gambut bisa mencapai 5 meter dibawah tanah, sehingga tim mengalami kesulitan untuk memadamkan api,” tambahnya.
Sesuai prediksi BMKG dimana pada bulan Juli hingga September 2023 ini merupakan puncak cuaca ekstrim di Provinsi Riau terkhusus di Negeri Seribu Suluk, menurut Julzandri maka inilah yang menjadi penyebab utama terjadi kebakaran hutan di Kabupaten Rokan Hulu.
“Untuk mencari penyebab kebakaran ini kita serahkan kepada pihak kepolisian, namun diduga kebakaran ini 99 persen disebabkan oleh Human Error,” jelasnya.
Julzandri juga mengakui kebakaran di Desa Pauh merupakan kebakaran terbesar yang terjadi di Kabupaten Rokan Hulu maupun Provinsi Riau pada saat sekarang ini, sehingga tim terus berupaya melakukan pemadaman.
“Saat ini kita terus berupaya melakukan pemadaman hingga seluruh api berhasil dipadamkan,” ungkapnya.
Dalam mengantisipasi terjadinya Karhutla di Negeri Seribu Suluk, Julzandri Rosa mengaku BPBD Rohul bekerjasama dengan TNI, Polri dan pihak terkait sebelumnya telah melakukan sosialisasi terkait bahaya membakar lahan dan memberikan pemahaman terkait pembakaran hutan melalui selebaran ke tengah masyarakat Rokan Hulu.
“Karena ini ada undang-undangnya, oleh karena itu sebelumnya telah kami sosialisasikan kepada masyarakat terkait bahaya membakar hutan dan lahan,” pungkasnya.