Kegiatan yang dipelopori oleh Yayasan cipta dan disponsori oleh Tanoto Foundation tersebut tampak dihadiri juga oleh Kepala Dinas Kesehatan Rohul, dr Bambang, Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Rohul, Drs Sariaman M.Si dan perwakilan Puskesmas yang ada di Kabupaten Rokan Hulu.
Dalam wawancara bersama awak media Haluan Riau, Sekda Rohul, Abdul Haris mengatakan untuk sejauh ini di Negara Republik Indonesia, 1 dari 4 anak mengidap Stunting, begitu pula dengan masyarakat Kabupaten Rokan Hulu.
“Oleh karena itu kita semua mencari solusi untuk melakukan pencegahan terhadap pertumbuhan stunting ini,” buka Sekda.
Salah satu upaya dalam melakukan pencegahan adanya pertumbuhan stunting di Kabupaten Rokan Hulu lanjut Sekda, yakni dengan adanya agenda Loka Karya yang dipelopori oleh Yayasan Cipta waktu itu.
“Kegiatan ini Luar biasa, dimana dilakukan strategi untuk merubah perilaku masyarakat agar bayi yang ada di Kabupaten Rokan Hulu ini terhindar dari Stunting,” tambahnya.
Dengan adanya komunikasi antara Pemerintah dengan masyarakat, diharapkan adanya sinergitas yang baik untuk pencegahan stunting di Negeri Seribu Suluk.
“Karena, apabila masyarakat sudah mengetahui gejala-gejala adanya stunting di daerahnya, mereka dapat menginformasikan hal tersebut dan pihak kesehatan akan melakukan upaya penanggulangannya kedepan,” tambah Sekda.
Diakui Sekda, sejak tahun 2007, Pemerintah Kabupaten Rokan Hulu telah melakukan berbagai upaya dalam pencegahan stunting bagi bayi dan balita yang ada di Rohul.
“Tentu harapannya, dengan adanya kegiatan ini secara bertahap stunting yang ada di Rokan Hulu semakin berkurang,” kata Sekda.
Ketika ditanya terkait apa upaya Pemkab Rohul dalam melakukan pencegahan Stunting di Rokan Hulu, Sekda mengakui saat ini Pemkab telah membentuk kader Pemberdayaan Masyarakat (KPM) yang salah satu tugasnya yakni memantau keluarga yang membutuhkan pemantauan khusus 1000 hari kelahiran pertama bayi.
“Selain itu juga memastikan akses dari rumah tangga yang rawan adanya stunting ini, agar mudah mendapatkan fasilitas yang dibutuhkan seperti fasilitas Kesehatan, dan fasilitas lain yang diperlukan oleh ibu dan anak,” tukas Sekda.
Sementara itu, Rizki Andini selaku Advocacy Program Officer Yayasan Cipta mengatakan, tujuan diadakannya agenda tersebut untuk menginisiasi pertemuan antara Yayasan Cipta dengan Pemkab Rohul terkhusus tim penurunan kekurangan Gizi kronis (Stunting) yang ada di Rokan Hulu.
“Nantinya audiensi akan menjelaskan bagaimana proses Pendampingan tim penurunan gizi kronis yakni stunting untuk menyusun dokumen strategi Komunikasi Perubahan Perilaku (KPP),” jelasnya.
Diakui wanita yang akrab disapa Kiki tersebut, Kabupaten Rokan Hulu menjadi Kabupaten yang memiliki angka stunting tertinggi di Provinsi Riau pada beberapa tahun belakangan, namun pada 5 tahun terakhir telah mengalami penurunan hingga setengah dari angka stunting di Kabupaten Rokan Hulu.
“Walaupun sudah menurun seperti itu, namun belum mencapai target Nasional, Sehingga diharapkan pada tahun 2024 stunting diangka 14 persen secara Nasional,” jelasnya.
Sedangkan untuk Kabupaten Rokan Hulu sendiri angka stunting hingga tahun 2019 mencapai angka 24, 37 persen, (dikutip dari Susenas dan SSGBI.
Tambah Kiki, angka stunting di Kabupaten Rokan Hulu mengalami penurunan sepanjang tahun 2013 hingga tahun 2018, hal ini disebabkan beberapa faktor, yakni peningkatan pendidikan orang tua, menurunnya tingkat kemiskinan, dan rumah tangga yang semakin membaik.
“Dan komitmen Pemerintah Desa, tenaga kesehatan, dan aparat setempat untuk perubahan perilaku masyarakat di tingkat Desa,” tukasnya.