KETUA PGRI Rohul : Terima Kasih Tindakan Tegas Mendidik DISDIKPORA

PASIRPENGARAIAN – Sebagaimana yang telah diputuskan dan diberitakan oleh Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Rokan Hulu,  terhadap penyelesaian akhir atas tindakan pemecatan 4 orang guru komite di SD 01 Tambusai, dimana Disdikpora  telah mengintruksikan kepada kepala sekolah untuk mengaktifkan kembali guru honorer komite yang telah dipecat, seperti tertuang dalam surat nomor 421/DPPO-SD/1079/2020, tertanggal 27 Maret 2020. Persatuan Guru Republik  Indonesia (PGRI) Rohul  mengucapkan terima kasih atas tindakan tegas mendidik Disdikpora sebagai bentuk keseriusan menyelesaikan konflik yang terjadi antara kepsek dan guru di SD Negeri 001 Tambusai tersebut.

Hal ini disampaikan oleh Dr. Adolf Bastian, M.Pd selaku ketua PGRI Rohul kepada Riausmart.com, Kamis (02/04/2020)

Adolf mewakili PGRI Rohul berharap, kejadian ini akan memberikan masukan kepada dinas pendidikan akan pentingnya evaluasi kinerja dan pembinaan kepala sekolah disetiap jenjang pendidikan, agar mereka mau dan mampu, bekerja secara profesional di tengah masyarakat yang berubah.

” Tentu pengembangan kompetensi malalui diklat dan jenjang karir jelas dan terukur, menjadi satu hal yang harus diprogram dan dilaksanakan,” jelas Adolf.

Adolf juga menambahkan “Mendikbud Nadiem  menekankan pentingnya peran kepala sekolah sebagai pemimpin pembelajaran di sekolah, sehingga kepala sekolah menjadi orang yg paling bertanggung jawab memajukan sekolah dalam konsep merdeka belajar, bukan mempertotonkan arogansi dan tindakan tidak terpuji lainnya seperti kolusi, koropsi dan nepotisme (KKN) sebagai musuh bersama”.

Melalui Riausmart.com, Adolf menghimbau dan menyarankan agar seluruh kepala sekolah yang ada di Kabupaten Rokan Hulu, untuk selalu memperbaharui pengetahuan dan keahlian dalam memimpin, dengan mengikuti seminar, workshop, diklat atau yang paling mudah dan murah, membaca buku tentang kiat-kiat sukses memimpin.

” Zaman berubah cepat, menembus harapan dan standar yang ditetapkan pemerintah, agar masyarakat mendapatkan layanan pendidikan berkualitas. Kepala sekolah dan guru sebagai ujung tombak proses pembelajaran tentu harus pula berkualitas. Semua unsur di sekolah, tentunya bersinergi membangun kebersamaan menuju sekolah unggul dan pelayanan unggul”, jelas Adolf.

” Harapan saya, ini menjadi kasus terakhir kekisruhan dan kesalahpahaman  terjadi di sekolah yang menyita perhatian masyarakat, pemerintah dan organisasi PGRI. Tiada gading yang tak retak, sehingga harus direkatkan dengan keinsyafan dan ketulusan saling memaafkan, semoga damai menyertainya,” tutupnya.