PEKANBARU – Dalam rangka meningkatkan pemahaman dan kepedulian terhadap lingkungan, tim pengabdi dari Universitas Lancang Kuning (Unilak) mengadakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat berupa pelatihan pengelolaan sampah dan pembuatan disinfektan dengan ecoenzym.
Kegiatan yang dipimpin oleh Martalasari, M.Sc, sebagai ketua, didukung oleh Sri Wahyuni, M.Si, Marta Dinata, M.Si, serta Kepin Zulhendra dan Rengga Meinanda P. sebagai anggota tim.
Lokasi pelaksanaan kegiatan ini berlangsung di Pondok Pesantren Baitul Qur’an Kampus 3, yang terletak di Rumbai Barat, kota Pekanbaru, Senin (29/01).
Analisis awal menunjukkan bahwa santri Pondok Pesantren Baitul Qur’an, khususnya yang berada di Kecamatan Rumbai Barat, memiliki lahan pendidikan yang luas namun belum memiliki manajemen yang baik dalam pengelolaan sampah di sekolah.
Dalam penyampaian materi, tim pengabdi memberikan pendampingan kepada para santri dengan tujuan mengajarkan metode pengelolaan sampah yang ramah lingkungan dan pembuatan disinfektan menggunakan ecoenzym.
Sosialisasi ini berimbas pada peningkatan pemahaman peserta, sebagaimana dibuktikan dengan hasil posttest yang menunjukkan peningkatan pemahaman peserta setelah mengikuti kegiatan ini.
Keaktifan santri Baitul Qur’an dalam mengikuti jalannya kegiatan pendampingan ini sangat positif, mencerminkan antusiasme mereka terhadap upaya pelestarian lingkungan. Peningkatan hasil posttest peserta menjadi indikator keberhasilan dari kegiatan ini.
Setelah pelaksanaan pendampingan, peserta diberikan lembar posttest untuk mengevaluasi pemahaman akhir mereka terkait materi yang telah diberikan.
Martalasari, sebagai ketua pelaksana berharap kegiatan ini dapat memberikan manfaat nyata bagi masyarakat sekitar.
“Dengan pemahaman tentang pengelolaan sampah dan pembuatan disinfektan menggunakan ecoenzym, diharapkan para santri dapat menjaga kebersihan lingkungan dan kesehatan keluarga,” harapnya.
Kemudian, pelatihan ini tidak hanya memberikan pengetahuan praktis mengenai pengelolaan sampah dan pembuatan disinfektan dengan ecoenzym, tetapi juga berkontribusi pada peningkatan kesadaran dan pemahaman peserta terhadap lingkungan.
“Keberhasilan kegiatan ini diharapkan dapat menjadi contoh positif bagi institusi pendidikan lainnya untuk melibatkan mahasiswa dan dosen dalam kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang berdampak positif,” pungkas Marta Dinata yang juga sebagai Sekretaris Prodi Magister Ilmu Lingkungan itu.
Selain itu, hasil kegiatan pengabdian menunjukkan bahwa keaktifan para santri dalam mengikuti kegiatan pendampingan ini berimbas positif pada peningkatan pemahaman mereka terkait pentingnya pengelolaan sampah. Hal ini terbukti dari peningkatan hasil posttest peserta setelah pelaksanaan pendampingan.
Pada sesi akhir, peserta diberikan lembar posttest untuk mengevaluasi pemahaman akhir terkait materi yang telah disampaikan.
Peningkatan pemahaman ini diharapkan dapat menjadi dasar untuk pengelolaan sampah yang lebih baik di Pondok Pesantren Baitul Qur’an. Dengan demikian, kegiatan pengabdian ini tidak hanya memberikan pengetahuan tetapi juga memberikan dampak positif yang nyata bagi lingkungan sekitar.