Metode Konseling Behavioral Salah Satu Cegah Bullying Disekolah

PASIRPENGARAIAN – Maraknya kasus kekerasan di sekolah makin sering ditemui baik melalui informasi di media cetak maupun di layar televisi. Selain tawuran antar pelajar sebenarnya ada bentuk-bentuk perilaku agresif atau kekerasan yang mungkin sudah lama terjadi di sekolah-sekolah, fenomena Bullying di sekolah.

Bullying adalah situasi dimana seseorang yang kuat baik secara fisik maupun mental menekan, memojokkan, melecehkan, menyakiti seseorang yang lemah dengan sengaja dan berulang-ulang, untuk menunjukkan kekuasaannya.

Berdasarkan keterangan dari Romika Rahayu kepada Riausmart.com, Rabu (18/9/2019) mengatakan, untuk mencegah Bullying disekolah salah satunya dengan menggunakan metode Konseling Behavioral. Romika Rahayu menjelaskan, Konseling Behavioral itu adalah, perubahan perilaku-perilaku dibentuk berdasarkan hasil dari segenap pengalamannya berupa interaksi individu dengan lingkungan sekitarnya.

“ Secara khusus, tujuan dari konseling behavioral adalah mengubah perilaku salah dalam penyesuaian dengan cara memperkuat perilaku yang diharapkan dan meniadakan perilaku yang tidak diharapkan, serta membantu menemukan cara-cara berperilaku yang tepat,” tutur Romika Rahayu ketika menggelar Penelitian Hibah Ristekdikti di SMAN 1 Rambah, Kabupaten Rokan Hulu (Rohul), Jumat (16/8/2019).

Lanjut Romika Rahayu, perilaku bullying yang dirasakan oleh korban akan memberikan dampak yang tidak baik bagi perkembangan korban. Ketika siswa menjadi korban bullying mengakui bahwa mereka sangat terganggu dengan perlakuan bullying.

“ Dampak psikologis bullying adalah harga diri, dikucilkan, ketidakhadiran, reaksi Emosional, efek domino, dampak dalam pendidikan dan bunuh diri. Bullying juga terjadi dalam beberapa bentuk tindakan diantaranya, Bullying Fisik, Bullying Verbal, Bullying Relasional dan Cyber bullying,” paparnya.

Romika Rahayu menambahkan, bahwa faktor penyebab terjadi bullying adalah, hubungan keluarga, teman sebaya dan pengaruh media. Untuk mengatasi bullying tersebut. Pertama, di lingkungan sekolah harus dibangun kesadaran dan pemahaman tentang bullying dan dampaknya kepada semua stakeholder di sekolah, mulai dari murid, guru, kepala sekolah, pegawai sekolah hingga orangtua. Sosialisasi tentang program anti bullying perlu dilakukan dalam tahap ini sehingga semua stakeholder memahami dan mengerti apa itu bullying dan dampaknya.

Kedua, harus dibangun sistem atau mekanisme untuk mencegah dan menangani kasus bullying di sekolah. Dalam tahap ini perlu dikembangkan aturan sekolah atau kode etik sekolah yang mendukung lingkungan sekolah yang aman dan nyaman bagi semua anak dan mengurangi terjadinya bullying serta sistem penanganan korban bullying di setiap sekolah.

Ketiga, diharapkan pemerintah dalam hal ini Dinas Pendidikan memberikan perhatianter hadap isu bullying di sekolah serta berupaya membangun kapasitas aparaturnya dalam mengatasi isu ini. Langkah strategis yang perlu diambil adalah memasukkan isu ini kedalam materi pelatihan guru serta mengembangkan program anti bullying di tiap sekolah.

Mengatasi Bullying Anak Melalui Konseling Behavior selama ini beberapa upaya telah dilakukan oleh sekolah bagi pelaku pelaku bullying, yaitu pemberian hukuman sanksi dan panggilan orang tua ke sekolah untuk bekerja sama memberikan penanganan.

“ Sejauh ini hasil yang dicapai belum maksimal, karena perubahan sikap dan perilaku pelaku bullying hanya sementara. Karena mereka kembali mengulang perbuatannya dilain hari,” cakapnya.

Alternatif solusi untuk mengatasi masalah bullying anak di sekolah salah satunya dengan konseling behavioral. Konseling behavioral adalah suatu proses membantu orang untuk belajar memecahkan masalah interpersonal, emosional dan kepentingan tertentu.

“ Penekanan istilah belajar dalam pengertian ini ialah atas pertimbangan bahwa konselor membantu orang (konseli) belajar atau mengubah perilaku. Konselor berperan membantu dalam proses belajar menciptakan konvisi yang sedemikian rupa sehingga klien dapat mengubah perilakunya serta memecahkan masalahnya,” ujarnya.

Masalah bullying di sekolah adalah tanggung jawab semua pihak yang ada di sekolah dan orang tua siswa. Kegiatan bullying di sekolah merupakan satu masalah besar yang harus diatasi karena seharusnya sekolah melindungi siswanya dari tindakan kekerasan dalam bentuk apapun, dan menjadi wadah untuk pembentukan akal, moral dan karakter yang diperlukan untuk membangun masyarakat Indonesia yang sehat, berbudaya dan berteknologi tinggi.